Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

Written By bopuluh on Senin, 05 November 2012 | 19.15

Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

SEMARANG, KOMPAS.com - Keberadaan pekerja seks komersial (PSK) di pinggir-pinggir jalan utama Kota Semarang, terutama di kawasan Jalan Imam Bonjol tak kurang mendapat banyak keluhan dari warga. Sebab, keberadaan mereka sangat mencolok di tengah lokasi padat penduduk. 

Apa daya, berbagai usaha pernah dilakukan warga agar para PSK tidak lagi beroperasi di kawasan itu, namun tetap saja usaha warga tidak membuahkan hasil.

Seorang penjual makanan di kawasan itu menceritakan, dulu pernah ada warga melarang para PSK mangkal di pinggir jalan di lokasi ini. Namun yang terjadi justru keributan yang membahayakan keselamatan warga.  "Ada yang melarang para PSK itu, tapi jadinya malah ribut besar, sampai bawa-bawa senjata karena mereka mangkalnya kan ditunggui para lelakinya, tiap diperingatkan begitu, akhirnya warga juga pasrah," kata si pedagang itu.

Istri saya saja pernah ditawar orang waktu ke warung depan beli sesuatu, kalau begini sebenarnya kan kita juga merasa tertekan...

Keberadaan mereka sebenarnya sangat mengganggu warga. Perempuan muda asli daerah itu justru tidak berani keluar rumah jika sudah malam hari, terutama di atas jam 21.00 WIB. Sebab terkadang para lelaki hidung belang tidak bisa membedakan mana warga asli dan mana yang PSK.

"Istri saya saja pernah ditawar orang waktu ke warung depan beli sesuatu, kalau begini sebenarnya kan kita juga merasa tertekan. Terlebih lagi kalau yang bertanya anak-anak saya yang masih kecil, kan saya sebagai orang tua juga susah menjelaskan siapa mereka dan pekerjaannya bagaimana," terang bapak dua anak ini.

Pedagang yang sudah berjualan di kawasan itu sejak 2006 ini mengaku razia oleh petugas juga sering dilakukan. Bahkan, banyak juga yang tertangkap, namun tetap saja mereka kembali ke jalanan. Alasan para PSK untuk selalu sama, yakni mereka adalah tulang punggung keluarga dan sebagian besar mereka sudah memiliki anak.

Sedangkan para suami atau pasangan mereka hanya menggantungkan hidup dari para PSK. Sementara si PSK mengaku susah terpojok dengan kondisinya, sehingga tetap harus melakukan pekerjaan tersebut.

Saat ini, warga dan juga PSK sama-sama tidak memperdulikan. Semakin lama pemandangan itu menjadi hal yang biasa sehingga wargalah yang harus lebih pintar dan mawas diri terutama dalam menjaga anak-anaknya....

***

Baca Juga:

Simak pula topik sebelumnya:
Prostitusi "Ayam Kampus"

Editor :

Glori K. Wadrianto


Anda sedang membaca artikel tentang

Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

Dengan url

http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2012/11/di-tengah-pelacuran-warga-terjepit-dan.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Di Tengah Pelacuran, Warga Terjepit dan Pasrah...

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger