Korban Penodongan di Angkot Sempat Dilarang Pergi

Written By bopuluh on Jumat, 28 Desember 2012 | 19.15

JAKARTA, KOMPAS.com - Rasa penyesalan memang selalu datang belakangan. Demikian yang dirasakan Aspuri (43), orangtua Muhammad Marfaiz Nurajri (17), salah satu dari empat penumpang korban penodongan di angkutan umum 06A, Jumat (28/12/2012) malam.

Marfaiz bersama dua rekannya, Rifki Firmansyah (17) dan M. Abduloh Azam (16) serta seorang penumpang lain bernama Haerudin (42) ditodong oleh dua orang pengamen. Haerudin diketahui tewas, sementara tiga lainnya luka-luka dalam aksi kriminalitas nekat tersebut.

"Sebenarnya sebelumnya saya sudah wanti-wanti, sudah nggak usah pergi ke Yogyakarta, dirumah saja kumpulin teman-temannya," ujar Aspuri kepada Kompas.com di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit UKI, Cawang, Jakarta Timur, Sabtu (29/12/2012) dini hari.

Yogyakarta, memang menjadi tujuan Marfaiz dan dua rekannya. Ketiga remaja yang sama-sama masih duduk di bangku kelas 2 SMA itu hendak menghadiri acara reuni di bekas sekolahnya, yakni Pondok Pesantren (Ponpes) Mualimin Muhammadyah, Wirobrajan, Yogyakarta yang diselenggarakan bertepatan dengan momen malam pergantian tahun dari 2012 ke 2013.

"Mereka memang dulu satu sekolah di Yogya. Pas SMA, mereka mencar, anak saya di Bekasi, dua lagi di Depok," lanjut Aspuri.

Jumat sore, ketiganya dijadwalkan untuk naik kereta api tujuan Yogya dari Stasiun Senen. Namun, ketiganya ketinggalan kereta sehingga mereka berembug untuk menginap satu malam di rumah Azam di Depok, Jawa Barat. Dari Stasiun Senen, mereka naik bajaj ke Stasiun Jatinegara dan disambung dengan 06A ke arah Pasar Rebo.

Nahas, belum setengah perjalanan, yakni di Jalan DI Panjaitan, angkutan umum yang ditumpanginya dibajak dua pengamen. Empat orang penumpang termasuk seorang pria tua selain Marfaiz cs ditodong senjata tajam jenis belati oleh salah seorang pelaku dan diminta menyerahkan harta.

Adapun sang sopir yang diduga sopir tembak diancam untuk melajukan kecepatan angkot. Mendapatkan sedikit celah untuk melarikan diri, tiga remaja tersebut lompat dari angkot yang tengah melaju dalam kecepatan sedang. Ketiga remaja yang lompat satu per satu tersebut pun mengalami luka memar dan lecet di sekujur tubuh karena membentur aspal jalanan.

Nahas, Haerudin, penumpang yang tersisa, rupanya tewas. Jasad pria tua malang tersebut ditemukan dalam kondisi luka benturan benda tumpul di bagian kepala Jalan DI Panjaitan, tepatnya di dekat Pasar Gembrong, Jakarta Timur. Jasadnya dibawa ke ruangan jenazah Rumah Sakit UKI menunggu keluarga. "Saya cuma pengen pelaku ketangkap, gitu aja. Kasihan anak saya sama teman-temannya jadi korban berandalan begitu," lanjut Aspuri.

Editor :

Erlangga Djumena


Anda sedang membaca artikel tentang

Korban Penodongan di Angkot Sempat Dilarang Pergi

Dengan url

http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2012/12/korban-penodongan-di-angkot-sempat.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Korban Penodongan di Angkot Sempat Dilarang Pergi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Korban Penodongan di Angkot Sempat Dilarang Pergi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger