Perburuan Politik Macan Panggung

Written By bopuluh on Jumat, 15 Februari 2013 | 19.15

Oleh: BESTIAN NAINGGOLAN

Paduan popularitas sebagai aktor dan pengalaman sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat menjadi modal andalan Dede Yusuf dalam mengusai pemilih di Jawa Barat. Sejauh ini, modal politiknya itu lebih banyak memikat kalangan muda, kaum perempuan, dan kelompok sosial ekonomi menengah ke bawah.

Bagaikan macan yang lapar, langkah politik Dede Yusuf Macan Effendi tidak akan pernah berhenti jika buruannya belum tertaklukkan. Kali ini, menjadi orang nomor satu di Jabar adalah lanjutan perburuan karier politiknya. Jika lima tahun yang lalu dengan bermodalkan popularitasnya sebagai aktor dan anggota DPR ia mampu menjadi wakil gubernur, saat ini dengan tambahan pengalaman sebagai petinggi birokrat, modal dirinya semakin meyakinkan.

Apalagi, upayanya itu diperkuat pula modal politik lain yang tak kurang signifikan perannya. Sebagai pasangan wakil gubernur, dia diperkuat oleh keberadaan Lex Laksamana Zainal Lan, birokrat dengan jabatan terakhir sebagai Sekretaris Daerah Provinsi Jabar. Penyandang gelar doktor dari Universitas Padjadjaran, Bandung, ini setidaknya mampu memperkuat nilai intelektualitas dan kapasitas pengelolaan birokrasi dari pasangan ini.

Dalam meluaskan basis dukungan, Dede Yusuf ditopang mesin-mesin politik partai yang berkuasa di Jawa Barat. Partai Demokrat, sebagai peraih suara terbesar di Jabar (24 persen) dalam Pemilu 2009, merupakan partai pendukungnya. Kiprahnya pun disokong Partai Amanat Nasional, partai yang mengenalkan dan melapangkan jalannya sejak awal bergulat dalam jalur politik. Selain itu, Partai Gerindra dan PKB pun makin melengkapi "warna" dukungan politik nasionalis-agama pada dirinya. Singkatnya, dalam perburuan politik menjadi penguasa Jabar, pilar-pilar kekuatan politik yang ada di dalam diri dan luar dirinya tampak kokoh.

Persoalannya kini, dengan berbagai modal politik yang dikuasainya itu, seberapa luas dukungan politik para pemilih di seluruh Jabar terhadap dirinya? Apakah perburuannya kali ini berpeluang merebut kursi nomor satu Jabar dari petahana Ahmad Heryawan?

Dukungan merata

Agresivitas pasangan Dede Yusuf- Lex Laksamana dalam menguasai kantong-kantong suara pemilih tergolong cukup masif. Betapa tidak, dibandingkan dengan kandidat calon gubernur Jabar lain, hasil survei Kompas menunjukkan, hanya pasangan inilah yang mampu menempatkan posisinya secara merata pada papan atas perolehan dukungan pemilih.

Pada tiga wilayah "Matahari Jabar": kawasan Megapolitan, Bandung Raya, dan Cirebonan, misalnya, pasangan Dede Yusuf- Lex Laksamana mampu bersaing ketat dengan siapa pun calon gubernur yang dikenal memiliki basis dukungan sangat kuat. Di kawasan megapolitan Depok, Bogor, dan Bekasi, hanya pasangan ini yang mampu menantang dominasi penguasaan pasangan Ahmad Heryawan- Deddy Mizwar. Pasangan ini juga bersaing ketat dengan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar di seputaran Bandung, Cimahi, dan Sumedang. Di wilayah Cirebon dan sekitarnya, pasangan ini pula satu-satunya yang mampu bertahan dari dominasi penguasaan Irianto MS-Tatang Farhanul.

Jika dikaji lebih jauh, kemampuannya bertahan tidak hanya di tiga kantong utama politik Jabar. Bahkan, terbukti pula pasangan ini mampu menguasai beberapa wilayah lain di Priangan Timur. Demikian pula, sekalipun tidak menjadi yang paling kuat, di wilayah Priangan Barat (Sukabumi dan Cianjur) ataupun seputar Karawang, Purwakarta, dan Subang, dukungan pemilih Dede Yusuf-Lex Laksamana tergolong signifikan dan dapat menjadi sandungan bagi pasangan-pasangan lain.

Di balik potensi penguasaan pemilih yang tergolong masif dan merata di sejumlah wilayah Jabar itu, pada kenyataannya hasil survei menunjukkan dukungan terhadap pasangan Dede Yusuf-Lex Laksamana cenderung tersegmentasi pada kalangan pemilih muda dan perempuan. Dari sisi karakteristik usia, misalnya, mereka yang berusia di bawah 30 tahun dan yang baru pertama kali mengikuti pilkada dukungannya relatif lebih besar kepada Dede Yusuf-Lex Laksamana ketimbang pasangan-pasangan lain. Begitu pun dari sisi jenis kelamin, proporsi pemilih perempuan lebih menonjol pada pasangan ini ketimbang pasangan lain.

Pemilahan juga terjadi pada sisi latar belakang sosial dan ekonomi pemilih. Yang terlihat, modal politik dan pesona keduanya belum mampu memikat para pemilih mapan, baik usia, status sosial, maupun ekonomi. Ia cenderung didukung kalangan berlatar belakang sosial ekonomi menengah ke bawah. Dari sisi pendidikan, pemilih berpendidikan tinggi tidak banyak tertuju pada kedua sosok ini. Dukungan kalangan berstatus ekonomi menengah hingga bawah tampak dominan. Sejauh ini, hasil survei juga menunjukkan, kalangan semacam inilah yang tergolong tinggi penerimaannya terhadap para artis dalam panggung politik. Bagi mereka, sosok Dede Yusuf pun masih tergolong kuat kadar keartisannya.(LITBANG KOMPAS)


Anda sedang membaca artikel tentang

Perburuan Politik Macan Panggung

Dengan url

http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2013/02/perburuan-politik-macan-panggung.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Perburuan Politik Macan Panggung

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Perburuan Politik Macan Panggung

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger