Adwa, Lala, Alin, dan Ichsan tampak sibuk memutar-mutar semacam tatakan dari kayu berbentuk bulat yang bisa diputar-putar, Kamis (28/2/2013). Tak peduli tangan mereka kotor, bocah-bocah itu antusias membentuk tanah liat di atas meja putar, menjadi berbagai macam benda.
"Hore, jadi," teriak Lala saat ia berhasil membuat sebuah benda yang disebutnya tempat pensil. Tentu saja, tempat pensil buatannya hanyalah onggokan tanah liat dengan sebuah lubang di atasnya yang dibentuknya dengan jari.
Akan tetapi, para bocah yang rata-rata berusia lima tahun itu tak peduli dengan bentuk benda yang mereka buat. Mereka terus asyik bersenang-senang dengan tanah liat tersebut sambil bergurau dengan teman-temannya.
Bocah-bocah yang berasal dari sekolah TK RA Dharma Bhakti Islam, Cengkareng, Jakarta Barat, itu tengah belajar membuat keramik di Rumah Keramik Citra. Tempat ini beralamat di Jalan Taman Makam Bahagia ABRI, Kelurahan Parigi, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Banten.
Anak-anak itu didampingi guru dan orangtua yang datang berombongan, berjumlah 60 siswa, dengan menggunakan bus pariwisata dari Cengkareng.
Kami mengajak siswa berwisata, sekaligus ini sebagai salah satu kegiatan luar kelas, biar siswa tidak bosan belajar di kelas terus.
-- Suyanti
"Kami mengajak siswa berwisata, sekaligus ini sebagai salah satu kegiatan luar kelas, biar siswa tidak bosan belajar di kelas terus," kata Suyanti, kepala taman kanak-kanak itu.
Tidak takut kotor kena tanah liat? "Tidaaak...," jawab anak-anak itu serempak.
"Senang, awalnya geli, tapi setelah biasa tidak lagi," tambah Al Fath, salah satu siswa.
Selain membuat keramik dengan meja putar, anak-anak tersebut juga belajar membentuk tanah liat dengan cetakan. Berbagai macam bentuk cetakan disediakan, seperti bentuk kura-kura, gajah, dan Donald Bebek.
"Ini sudah jadi kura-kura," kata Alin sambil menunjukkan keramik hasil karyanya yang ia buat dengan cetakan. Tak puas dengan meja putar dan cetakan, anak-anak itu bisa bebas berkreasi dengan tangannya membentuk berbagai macam benda.
Sejumlah instruktur membantu anak-anak itu membentuk benda yang mereka inginkan dengan meja putar. Mereka kebanyakan membuat semacam tempat pensil. Tempat pensil itu lantas mereka hias dengan cara ditempel kura-kura atau bebek hasil cetakan.
Menurut Suyanti, mereka sengaja mengajak anak-anak berlibur atau berwisata ke tempat itu untuk mengenalkan pembuatan keramik kepada anak-anak.
Kami baru pertama ke tempat ini. Anak-anak terlihat sangat antusias. Walaupun dari pagi tadi berangkat, mereka tidak terlihat capai," katanya.
Suyanti mengenal tempat itu dari sebuah brosur, lalu menelusurinya dengan internet sebelum melakukan reservasi.
"Kami sengaja ingin mengenalkan anak-anak ini dengan berbagai macam kegiatan. Membuat keramik ini tampaknya sangat menarik, dan terbukti anak-anak terlihat antusias menikmati," katanya.
Yati (40), yang mendampingi anaknya, Fatin (6), mengatakan, berlibur sambil mengenal cara pembuatan keramik ini sangat menyenangkan.
"Saya merasa ini sangat bermanafaat. Selama ini, anak-anak tahunya gim saja, playstation. Sekarang, mereka setidaknya mengenal bahwa tanah liat pun bisa menjadi permainan yang menyenangkan," ujarnya.
Ragam wisata keramik Paket belajar membuat keramik di tempat wisata terus berkembang saat ini di seputaran Jakarta. Selain Rumah Keramik Citra di Pondok Aren yang berdiri sejak 2009, juga terdapat tempat lain yang menawarkan wisata membuat keramik.
Beberapa, di antaranya, Rumah Tanah Baru di Jalan Curug Agung Nomor 1, Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat, milik seniman keramik F Widayanto. Ada juga Godong Ijo di Jalan Cinangka Raya Kilometer 10 No 60 Serua, Bojongsari, Depok. Di sini, juga ada paket yang menawarkan pembuatan robot, serta tempat pemancingan.
Ada juga Telaga Arwana di Jalan Jambore, Harjamukti, Pondok Ranggon, Cibubur, yang memiliki program Fun with Clay (bersenang-senang dengan tanah liat). Rumah Keramik Citra sendiri juga telah mempunyai cabang di Bogor, Lembang, dan Bali.
Tempat-tempat itu menawarkan wisata luar ruang alternatif, yakni pembuatan keramik, selain kegiatan seperti outbound.
Lokasinya yang berada di pinggiran kota juga mudah dijangkau. Rumah Keramik Citra, misalnya, bisa ditempuh dari Jakarta melalui Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR), kemudian keluar di Pintu Tol Pondok Ranji, melintasi Jalan Boulevard Bintaro Jaya, lalu menuju Jalan Makam Bahagia ABRI.
Menurut Manajer Rumah Keramik Citra Arief Rakhman, tempat wisata alternatif ini terbukti sangat diminati. "Saat musim puncak, lokasi ini bisa didatangi hingga 300 atau 400 orang per hari. Musim puncak biasanya pada Mei, Juni, dan Juli," katanya.
Selama ini, ujar Arief, tempatnya itu, setidaknya, sudah memberikan pelatihan kepada sekitar 12.000 orang dari sejumlah sekolah, baik sekolah bertaraf lokal maupun sekolah internasional dari sejumlah provinsi.
Kebetulan, lokasi Rumah Keramik Citra ini berdekatan dengan sekolah internasional, seperti Global Jaya dan Sekolah Jepang di Bintaro. "Kalau sekolah internasional, kami juga menyediakan pemandu berbahasa Inggris," katanya.
Pada hari-hari biasa, pengunjung kebanyakan adalah rombongan anak-anak atau pelajar yang hendak berwisata sekaligus belajar. "Kalau akhir pekan, biasanya yang datang adalah keluarga yang hendak mengajak anak- anaknya menikmati liburan alternatif. Mereka kebanyakan sudah bosan dengan mal atau karena capai bermacet-macetan menuju tempat liburan seperti Puncak," kata Arief.
Orangtua pun tak perlu khawatir saat anak mereka bermain kotor dengan tanah liat. Pasalnya, tanah liat itu sudah dijamin aman. Paket terjangkau Harga paket yang ditawarkan tempat wisata pembuatan keramik itu bervariasi, mulai dari Rp 65.000 per orang hingga di atas Rp 100.000.
Rumah Keramik Citra, misalnya, membaginya menjadi berbagai paket. Untuk perorangan, biayanya Rp 80.000 per orang. Adapun untuk rombongan, minimal 30 orang, biayanya Rp 65.000-Rp 90.000 per orang.
Dengan harga tersebut, pengunjung akan mendapatkan pemandu, praktik membuat keramik dengan atau tanpa cetakan, bahan tanah liat 0,5-1 kilogram, pembakaran, dan pengambilan hasil karya tujuh hari setelah latihan.
"Hasil karya baru bisa dikirim atau diambil tujuh hari kemudian, karena harus melalui proses pembakaran," terang Arief. Tertarik bersenang-senang dengan tanah liat bersama anak-anak? Silakan mencobanya, pasti mengasyikkan.... (RAY)
Anda sedang membaca artikel tentang
Berwisata Tanah Liat, Yok
Dengan url
http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2013/03/berwisata-tanah-liat-yok.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Berwisata Tanah Liat, Yok
namun jangan lupa untuk meletakkan link
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar