Kesetiaan Opa Gani, 21 Tahun Menjaga Benteng Orange

Written By bopuluh on Minggu, 21 April 2013 | 20.15

GORONTALO UTARA, KOMPAS.com - Lagani Laamal (63) sedang mempersiapkan sapu lidi, ketika ditemui pada suatu pagi di Benteng Orange yang dijaganya. "Saya rutin membersihkan Benteng ini setiap hari," ujar lelaki asal Buton, Sulawesi Tenggara ini, Minggu (21/4/2103) lalu.

Benteng Orange adalah sebuah benteng yang masih terjaga keutuhannya di Bukit Arang, Desa Dambalo, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Benteng yang semula bernama Laluga ini dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1526, untuk mengatasi serangan bajak laut Mindanao, Filipina di pesisir utara Pantai Kwandang.

Belanda yang merebut Laluga pada abad ke 17 kemudian merubah namanya menjadi Benteng Orange sesuai dengan nama Mr. Snouck Orange, seorang pejabat Belanda yang pernah datang ke Benteng Laluga.

Lagani Laamal atau yang akrab dipanggil dengan nama Opa Gani mengakui sudah selama 21 tahun menjadi penjaga Benteng Orange. "Saya bukan orang Kwandang, tetapi saya merasa terpanggil untuk menjaga dan memelihara situs bersejarah ini," ujar Opa Gani.

Opa Gani bertutur dalam kesetiaannya menjadi penjaga benteng, awalnya dia tidak digaji sama sekali oleh pemerintah daerah. "Ya saya cari makan dengan menanam berbagai tanaman di sekitar lokasi benteng. Kalau sekarang sudah ada honor dari pemerintah, walau sedikit," kata Opa Gani.

Benteng yang mudah diakses dari Jalan TransSulawesi ini memiliki ukuran 40x32 meter dengan ketinggian dinding hingga 60 centimeter. Benteng orange pada masa awal pembuatannya dibangun dari batu karang, batu kapur, dan batu gunung tanpa menggunakan semen.

Portugis waktu itu hanya menggunakan perekat yang dibuat dari getah pelepah daun rumbia. "Pada tahun 1630 Belanda memperbaiki benteng dengan menggunakan semen. "Dan pemerintah juga sudah beberapa kali memperbaiki benteng ini," jelas Opa Gani.

Opa Gani yang mempunyai seorang istri dengan tujuh anak ini tidak memungut biaya apapun bagi pengunjung yang datang ke benteng. Dia hanya menyodorkan sebuah buku tamu yang sudah kelihatan usang. Panjangnya daftar pengunjung membuktikan bahwa Benteng Orange masih menjadi salah satu daya tarik situs bersejarah yang layak dikunjungi.

"Saya kadang tidur di sini. Sudah seperti rumah sendiri. Pagi-pagi saya datang bersihkan rumput, lalu berkebun. Siang saya istirahat, setelah sholat saya kembali bekerja hingga sore. Kadangkala saya tidak pulang dan tidur di sini," kata Opa Gani.

Opa Gani hanyalah seorang warga biasa. Tetapi kesetiaannya menjaga Benteng Orange perlu diberi apresasi tinggi. Sudah selayaknya pemerintah memperhatikan kesejahteraan orang-orang seperti dia. "Saya tidak pernah alpa datang menjaga dan membersihkan benteng, ada pengunjung atau tidak, saya tetap datang, kecuali kalau lagi sakit," tutup Opa Gani. 

Editor :

Glori K. Wadrianto


Anda sedang membaca artikel tentang

Kesetiaan Opa Gani, 21 Tahun Menjaga Benteng Orange

Dengan url

http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2013/04/kesetiaan-opa-gani-21-tahun-menjaga.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Kesetiaan Opa Gani, 21 Tahun Menjaga Benteng Orange

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Kesetiaan Opa Gani, 21 Tahun Menjaga Benteng Orange

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger