www.dailymail.co.uk
Fasad rumah di Brooklyn, New York, ini tak beda dengan tetangga kiri dan kanannya. Bersepuh warna merah dan "berfungsi" serupa. Namun, siapa sangka, ternyata di dalamnya bukan rumah sebenarnya.www.dailymail.co.uk
Di belakang fasad bata ekspos berwarna merah tersebut, sebenarnya merupakan pintu keluar darurat dan titik ventilasi jalur 4 dan 5 kereta bawah tanah (subway) kota New York.www.dailymail.co.uk
London juga memiliki hal serupa, tepatnya di gedung nomor 23 dan 24 Leinster Terrace di Bayswater. Dinding plester berwarna putih menyembunyikan jalan masuk menuju London's Tube, jaringan kereta bawah tanah tertua di dunia.www.dailymail.co.uk
Ini tampak dalam rumah bercat putih di gedung nomor 23 dan 24 Leinster Terrace di Bayswater, London.www.dailymail.co.uk
Di Paris, fasad "menipu" lainnya berada di 145 rue la Fayette, "arrondissement" kesepuluh. Bangunan ini memiliki balkon, pintu, dan berbagai ornamen lain.www.dailymail.co.uk
Lucunya, kaum muda di Paris justru "membalas" fasad-fasad menipu tersebut dengan hal yang serupa tapi tidak sama. Mereka menempelkan fasad menyerupai pintu dan dinding depan rumah di area "arrondissement" ketiga.www.dailymail.co.uk
Fasad di dinding kosong ini merupakan karya seniman "usil" Julien Berthier bersama Simon Boudvin pada 2006.Jika berkesempatan menginjakkan kaki di teras rumah yang ada di 58 Joralemon Street, Brooklyn, New York, Anda akan terkejut bahwa "bangunan" tersebut sebenarnya bukan sebuah rumah. Begitu juga dengan beberapa titik lain di London dan Paris.
"Rumah palsu" pertama berada pada sebuah lokasi strategis di jantung Kota Brooklyn, New York. Bentuk gedungnya tampak tidak jauh berbeda dengan gedung-gedung lain di sekitarnya. Gedung berkonsep townhouse dengan langgam arsitektur Greek Revival tersebut nyatanya hanya sebatas fasad. Di belakang fasad bata ekspos berwarna merah ini sebenarnya merupakan pintu keluar darurat dan titik ventilasi jalur 4 dan 5 kereta bawah tanah (subway).
Lokasi tersebut semula memang sebuah rumah pribadi yang dibangun pada 1847. Namun, pada 1908, Metropolitan Transportation Authority of New York membeli rumah tersebut, menghancurkan, dan mendirikan fasad baru untuk menutupi kegunaan sebenarnya.
Hal yang sama juga terjadi di London, tepatnya di gedung nomor 23 dan 24 Leinster Terrace di Bayswater. Dinding plester berwarna putih menyembunyikan jalan masuk menuju London's Tube, jaringan kereta bawah tanah tertua di dunia.
Tampaknya, "rumah-rumah palsu" ini selalu berada di lokasi prima dan sukses mengejutkan penduduk yang tidak pernah menaruh perhatian. Di Paris, fasad "menipu" lainnya berada di 145 rue la Fayette, arrondissement kesepuluh. Bangunan ini memiliki balkon, pintu, dan berbagai ornamen lain. Hanya, tidak ada apa pun di balik keanggunan fasadnya. Di balik fasad tersebut hanya ada ventilasi asap bagi Metro.
Lucunya, kaum muda di Paris justru "membalas" fasad-fasad menipu tersebut dengan hal yang serupa tapi tidak sama. Mereka menempelkan fasad menyerupai pintu dan dinding depan rumah di area arrondissement ketiga. Fasad di dinding kosong ini merupakan karya seniman "usil" Julien Berthier bersama Simon Boudvin pada 2006.
Berthier merupakan seniman yang mengubah tampilan benda-benda yang biasa kita lihat sehari-hari menjadi sebuah karya seni "menipu". Seiring waktu, pintu palsu yang dipajang Berthier mendapat coretan dan tempelan iklan. Namun, petugas kebersihan kota selalu membersihkan coretan-coretan tersebut hingga pintu tampak indah kembali.
Anda sedang membaca artikel tentang
Kota-kota Mode Dunia, Ternyata Menawarkan \"Kepalsuan\"!
Dengan url
http://civetcoffeedelicious.blogspot.com/2013/08/kota-kota-mode-dunia-ternyata-menawarkan.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Kota-kota Mode Dunia, Ternyata Menawarkan \"Kepalsuan\"!
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Kota-kota Mode Dunia, Ternyata Menawarkan \"Kepalsuan\"!
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar